Saturday, July 6, 2024
HomeUncategorizedBanyak Orang Terbalik Maknai dan Mencari Ampunan Allah, Wajib Seperti Menurut UAH

Banyak Orang Terbalik Maknai dan Mencari Ampunan Allah, Wajib Seperti Menurut UAH

Ulama muda nan cerdas, Ustadz Adi Hidayat (UAH) mempertanyakan orang-orang yang memaknai dan mencari ampunan.

Pasalnya banyak orang keliru, saat mencari ampunan. Banyak keluarga orang meninggal baru sibuk mencari ampunan Allah setelah yang bersangkutan meninggal.

Bagi UAH hal hal yang demikian keliru, patut ampunan yang begitu penting dicari saat hidup, bukan saat setelah meninggal dunia.

Ungkapan UAH ini tayang dalam slot depo qris 5rb tayangan di Youtube channel @AdiHidayatOfficial.

“Ya kan ampunan Allah itu yang paling diinginkan, yang paling diinginkan dari segalanya,” sebut UAH.

Banyak yang Berharap Menukar Ampunan

Menurutnya, jikalau dapat diperoleh ampunan hal yang demikian rela untuk ditukar dengan apapun juga.

“Ya, malahan segala hamba itu ingin menukar dengan apapun demi mengharapkan ampunan Allah Subhanahu Wa Ta’ala,” tambahnya.

Menurutnya lagi, banyak orang dari zaman ke zaman, dari zaman Nabi Muhammad SAW, malahan sampai saat ini banyak member keluarga yang memintakan doa supaya keluarga yang meninggal dapat ampunan.

“Alangkah banyak orang-orang datang terhadap orang sholeh, terhadap ulama, jikalau di era nabi terhadap Rasulullah untuk didoakan supaya diampuni Allah,” ujarnya.

“Alangkah banyak orang diinginkan mendoakan bagi ya keluarga yang telah meninggal duluan supaya diampuni dosanya dan itu kan harapan yang tinggi,” tambahnya.

Mengapa Ampunan Dicari saat Sudah Mati?

Bahkan sekaya-kayanya setinggi-tingginya jabatan konsisten saat meninggal keluarganya ingin tolong doakan supaya diampuni itu semoga diampuni.

“Sebab itu yang paling mahal jikalau telah tahu itu paling penting dibawa sampai meninggal Mengapa nggak dicari saat hidup?,” tanya UAH.

“Sekiranya anda tahu ampunan itu penting dibawa sampai wafat mengapa tidak dicari saat hidup,” tandas UAH.

Mengutip islam.indonesia.com, perlu dipahami bahwa Allah tidak akan pernah berputus impian atau “lelah” dalam mengampuni hamba-Nya. Jadi mengapa manusia patut putus impian mengharap ampunan Allah padahal Allah saja tidak demikian?

Sesungguhnya ini sebagaimana firman Allah yang tertuang di dalam Alquran, “Katakanlah: ‘Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kau berputus impian dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Meski Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kau terhadap Tuhanmu, dan berserah dirilah terhadap-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kau tidak dapat ditolong (lagi).” (QS. Az Zumar:53-54)

ayat ini Allah mengingatkan para hamba-Nya supaya bersegera dalam meraih ampunan dan rahmat-Nya. Akan namun ada di antara manusia yang berprasangka buruk dan berputus impian atas ampunan Allah, sehingga banyak dari mereka yang akibatnya tidak mengubah jalan hidupnya. Allah Maha Penyayang sekalipun terhadap hamba-Nya yang tersesat.

Di antara bukti rasa sayang Allah terhadap hamba-Nya merupakan saat dalam ayat di atas Allah berfirman, “Katakanlah: ‘Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas..”.

Dalam Alquran kata “hamba” merupakan istilah pengagungan, jadi saat manusia disebut hamba karenanya ia diistimewakan. Artinya, padahal telah banyak dosa, Allah masih konsisten memanggilnya dengan sebutan “hamba”.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments